Bedah Boekoe "Takdir : Riwayat Pangeran Diponegoro" Bersama Peter Carey

Kota Toea Magelang

Minggu, 5 Juli 2015 kemarin, Komunitas Kota Toea Magelang bekerjasama dengan Kantor Perpustakaan dan Arsip Kota Magelang kembali mengadakan acara bedah boekoe berjudul Takdir : Riwayat Pangeran Diponegoro (1785-1855) karya sejarawan Inggris kelahiran Myanmar, Peter Bryan Ramsey Carey didampingi oleh keturunan ketujuh Pangeran Diponegoro, Ki Roni Sodewo. Acara berlangsung di Gedung Kyai Sepanjang Kota Magelang dan dipandu oleh Mas Danu Sang Bintang.

Saya pun begitu antusias mengikuti acara bedah buku dan diskusi tersebut, selain ngabuburit juga sambil belajar tentang sejarah kepahlawanan Pangeran Diponegoro. Sebagai orang Indonesia dan wong Magelang, masa saya kalah sama bule. :)

Sekitar pukul setengah empat sore saya datang ke Gedung Kyai sepanjang bersama kawan saya, Yuryco, padahal sebenarnya para peserta diharapkan datang tepat waktu, yakni pukul 15.00 wib, secara saya baru pulang dari Jogja sore itu. Tadinya saya dan Yuryco mau ke Punthuk Setumbu, tapi gagal gegara si Yuryco bangunnya kesiangan, dan Jogja pun menjadi pelampiasan kami.

Peserta yang hadir sore itu lumayan cukup banyak. Setelah daftar ulang saya pun masuk ke dalam ruangan Gedung Kyai Sepanjang. Awalnya agak malu juga karena saya datang terlambat. Maaf ya. :)

Saya sendiri salut dan kagum dengan narasumber Pak Peter Carey yang tahu banyak tentang sejarah kepahlawanan Pangeran Diponegoro, yaiyalah beliau kan sejarawan. Bayangkan saja lebih dari 40 tahun dalam hidupnya, beliau dedikasikan untuk meneliti perang jawa (1825-1930), termasuk sisi detail kehidupan Pangeran Diponegoro. Wuh, keren kan?

Pak Carey dan Ki Roni Sodewo. (Foto : Pak Widoyoko)

Beliau melakukan studi selama 40 tahun tentang Pangeran Diponegoro dari awal abad ke-19 di tanah Jawa, jadi nggak heran kalau beliau tahu banyak tentang sejarah Pangeran Diponegoro. Pak Carey sendiri sangat tertarik dengan kisah heroik Pangeran Diponegoro bermula saat beliau mengerjakan tugas sewaktu duduk di bangku kuliah. Kemudian beliau tuliskan dalam bukunya Kuasa Ramalan dan Takdir. Melalui bukunya, Pak Carey juga mengajak kita untuk selalu mencintai budaya bangsa.


Sayang sekali kisah kepahlawan Pangeran Diponegoro harus berakhir oleh Permainan licik pihak Kompeni. Pangeran diponegoro ditangkap ketika menemui Jendral De Kock di Magelang. Dan Pangeran Diponegoro pun ditangkap kemudian diasingkan ke Makassar. Pangeran Diponegoro wafat pada tanggal 8 Januari 1855 dan dimakamkan di Makassar, Sulawesi Selatan.

Setelah selesai acara bedah buku dan diskusi, acara pun dilanjutkan dengan berbuka bersama.

Nah, itulah sedikit yang dapat saya ceritakan tentang pengalaman saya mengikuti agenda Kota Toea Magelang. Mungkin teman-teman punya cerita buka bersama yang menarik, boleh lah share di kotak komentar. :)
Bedah Boekoe "Takdir : Riwayat Pangeran Diponegoro" Bersama Peter Carey Bedah Boekoe "Takdir : Riwayat Pangeran Diponegoro" Bersama Peter Carey Reviewed by Achmad Muttohar on 7/12/2015 09:29:00 PM Rating: 5

3 komentar:

  1. wih orang bule melakukan penelitian 40 tahun tentang Pangeran Diponegoro .salut abis dah sama bulenya.
    btw apa aja sih yang di bahas Pak carey itu?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ya membahas tentang isi buku karyanya berjudul TAKDIR. Buku tersebut mengupas riwayat Pangeran Diponegoro. Saya sendiri ndak beli bukunya kemarin. :)

      Hapus
    2. Wah, menarik. Coba nanti ya. Makasih.

      Hapus

Diberdayakan oleh Blogger.